paalmerah.com – Jambi – Sebagaimana filosofi Ki Hadjar Dewantara, sebagai pendidik, kita diibaratkan sebagai seorang petani yang mana akan memastikan bahwa tanah tempat tumbuh kembangnya tanaman hendaknya dalam kondisi yang baik dan cocok untuk tanamannya bertumbuh. Maka jika diibaratkan para murid adalah tanaman tersebut, mereka akan sangat mendambakan lingkungan belajar mereka yang nyaman, aman dan menyenangkan agar mereka dapat mengekplorasikan diri mereka dalam bertumbuh kembang di dunia pendidikan. Adalah peran kita sebagai pendidik untuk menciptakan lingkungan tersebut sesuai kebutuhan murid. Sehingga dalam prosesnya pun kita dapat menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila kepada para murid.
Menciptakan lingkungan yang positif tentu akan membutuhkan budaya positif. Budaya positif ini akan tumbuh melalui disiplin positif yang dibangun lewat keyakinan-keyakinan positif yang dibentuk mulai dari lingkungan kelas dan lingkungan sekolah. Untuk membentuk keyakinan kelas tersebut maka guru dan murid hendaknya berkolaborasi sehingga dapat saling menuangkan ide dan gagasan masing-masing dalam sebuah kesepakatan disiplin positif.
Maka, untuk mewujudkan penerapan budaya positif tersebut diperlukan tindakan nyata atau dinamakan Aksi Nyata.
Hal-hal yang melatarbelakangi pelaksanaan tindakan aksi nyata oleh seorang Guru Penggerak adalah:
- Pentingnya memfasilitasi kebutuhan murid agar pembelajaran yang menyenangkan dapat mereka rasakan
- Pentingnya menghargai ide dan pendapat para murid sehingga dapat menyusun keyakinan kelas yang disepakati bersama
- Pentingnya meningkatkan kesadaran diri untuk melakukan perubahan sehingga keyakinan kelas yang diyakini pun dapat dilaksanakan bersama dan membentuk disiplin positif yang dirasakan bersama.
Selanjutnya kegiatan aksi nyata dalam membuat keyakinan kelas ini tentu bertujuan untuk menerapkan budaya positif dikelas (pada skala kecil, dan selanjutnya skala besarnya budaya positif di sekolah)yang dapat diyakini bersama sehingga dapat menumbuhkan karakter yang baik seperti mandiri, tanggung jawab dan saling menghargai. Selain itu hal ini juga dapat menjadi bekal pengalaman belajar bagi guru dan murid dalam menunjukkan kepedulian, mengontrol diri sendiri dan orang lain dan menjaga motivasi untuk semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sebagai tolok ukur sejauh mana kegiatan ini sudah dilakukan adalah terbentuknya keyakinan kelas melalui kesepakatan bersama warga kelas, konsistensi dalam menjalankan keyakinan kelas yang disepakati dan tumbuhnya karakter baik bagi warga kelas.
Sebagai linimasa tindakan aksi nyata ini perlu dilakukan perencanaan, koordinasi bersama Kepala Sekolah, mensosialisasikannya kepada rekan sejawat dan melaksanakan tindakan aksi nyata.
Setelah keyakinan kelas terbentuk dan didokumentasikan dengan baik, aksi nyata berikutnya adalah melakukan pengimbasan kepada rekan sejawat dengan mengadakan group sharing. Membahas tentang budaya positif, keyakinan kelas dan teori kontrol dalam penyelesaian masalah murid.
Selanjutnya diharapkan, segala praktik baik yang telah dilakukan ini dapat menjadi motivasi bagi rekan pendidik untuk melakukan perubahan di dunia pendidikan. Terus tergerak, bergerak dan menggerakkan sehingga pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan murid dapat direalisasikan bersama.
Discussion about this post