Paalmerah.com — Pemilihan BEM Universitas Jambi akhir-akhir ini Sedang ramai di Bicarakan oleh mahasiswa Universitas Jambi,berbagai isu beredar terkait proses dan mekanisme pemilihan. David Jaya mahasiswa Ilmu Politik UNJA mengomentari terkait dinamika yang sedang berkembang.
Pemira di UNJA terakhir dilaksankan pada tahun 2020 dalam pelaksanaannya seluruh mahasiswa UNJA memilih Calon Ketua Bem Universitas dan Ketua Bem Fakultas hingga memilih MAM UNJA secara serentak. Setelah hampir 5 tahun vakum,dibentuk tim Fasilitator pelaksanaan Pemilihan Ketua BEM Universitas dalam upaya mempercepat hadirnya BEM Universitas. Bersama Wakil Rektor lll Bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Jambi,Tim Fasilitator dan BEM atau perwakilan BEM setiap fakultas di Universitas Jambi melaksanakan pertemuan dalam rangka membicarakan mekanisme Pemilihan. Berdasarkan informasi yang beredar setiap delegasi BEM Universitas menyepakati untuk melaksanakan Kongres,tentu hal tersebut dinilai oleh kebanyakan mahasiswa sangat tidak demokratis dan penuh kongkalikong menguntungkan satu dua golongan saja.
“Seharusnya sebagai mahasiswa yang berkuliah di kampus ternama di Provinsi Jambi di moment pemilihan Ketua Bem UNJA ini,selakyaknya memberi nilai-nilai edukasi terutama nilai edukasi politik yang inklusif,transparan dan demokratis. Tentu saya sebagai mahasiswa UNJA sangat menyayangkan proses ini terjadi,betul kami merindukan Pemira,tapi tidak Kongres Jawabannya,kami mencium aroma kepentingan golongan yang begitu kuat dalam upaya kongres ini dan tidak mewakili Mahasiswa UNJA. Perlu saya sampaikan kepada teman-teman yang pro kongres dan penuh kepentingan ini untuk memikirkan kembali mekanisme tersebut,ayo kita sama-sama fight dengan terbuka. Jangan ada upaya untuk menutup celah unsur mahasiswa yang lain untuk ikut berkontestasi. Menang kalah bukan tujuan,tapi menghadirkan situasi yang memberi kesempatan bagi seluruh mahasiswa lah tujuannya,mau menang mau kalah sama-sama terhormat,yang tidak terhormat adalah menang dengan menghalalkan segala cara. Saya telah berkoordinasi dengan berbagai elemen internal mahasiswa dan sepakat menghadirkan Pemira yang inklusif meghargai setiap suara mahasiswa dengan pemilihan langsung one man one vote mengedepankan azaz Langsung Umum Bebas Rahasia jujur dan adil ( LUBER JURDIL) dan ini selaras dengan demokrasi di Indonesia,mari teman-teman semua jangan takut untuk lantang membicarakan kebenaran ini dan jangan ada upaya intervensi dari pihak birokrasi di UNJA“ Ujar David Jaya. Kampus sebagai miniatur Negara dan pusat peradaban berpendidikan sudah seharusnya melahirkan generasi yang siap terjun ke masyarakat dengan dibekali pengetahuan dan pengalaman di Kampus.
Discussion about this post