Paalmerah.com, Bogor – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) sukses menggelar Commodity Outlook 2025, sebuah forum strategis yang bertujuan untuk memetakan prospek, tantangan, serta strategi komoditas perkebunan dalam lanskap global. Acara ini dibuka oleh Landi Rizaldi, Direktur Pemasaran dan Aset Manajemen PTPN I, serta Misnawi, SEVP Operation II PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) yang mewakili Direktur PT RPN. Turut hadir Kepala Divisi HO PTPN I, Region Head, dan SEVP lingkup PTPN I.
Dalam sambutannya, Landi Rizaldi menegaskan bahwa Commodity Outlook 2025 merupakan platform penting untuk menyusun strategi dalam menghadapi dinamika dan tantangan industri perkebunan. “Melalui forum ini, kami dapat mengeksplorasi tren global dan mengembangkan langkah-langkah strategis untuk memperkuat daya saing komoditas utama PTPN I,” ujarnya.
Forum ini menyoroti berbagai isu utama dalam industri perkebunan, di antaranya :
- Prospek komoditas utama: kopi, kakao, teh, dan karet.
- Pemetaan tantangan komoditas di berbagai wilayah operasional.
- Identifikasi potensi riset yang berdampak langsung pada kinerja perusahaan.
Pada kesempatan ini, peneliti PT RPN turut dilibatkan sebagai narasumber yang secara komprehensif akan memaparkan mengenai kondisi pasar, peluang, serta tantangan industri perkebunan saat ini dan di masa depan.
Komoditas Kopi
Komoditas Kopi tengah menghadapi prospek pertumbuhan konsumsi dan permintaan di tengah tantangan produksi, Diany Faila, peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia-PT RPN, mengungkapkan bahwa “Konsumsi kopi global diprediksi terus meningkat, meskipun produksi masih menghadapi fluktuasi akibat perubahan iklim dan faktor geopolitik”. Oleh karena itu, kopi tetap menjadi komoditas yang menjanjikan dengan catatan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dan mekanisasi untuk mengatasi kelangkaan tenaga kerja.
Komoditas Kakao
Sholahuddin Akbar, peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia – PT RPN, menyoroti tantangan yang dihadapi industri kakao global, termasuk defisit stok dan penurunan produksi di negara-negara produsen utama. “Faktor perubahan iklim, rendahnya adopsi teknologi, serta regulasi perdagangan global seperti European Union Deforestation Regulation (EUDR) menambah kompleksitas rantai pasok kakao. Namun, peluang masih terbuka melalui penerapan Good Agricultural Practices (GAP), penguatan industri pengolahan, serta diversifikasi produk berbasis kakao,” jelasnya. Untuk mengoptimalkan potensi kakao dalam menghadapi tantangan saat ini, perlu diterapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan mekanisasi guna mengatasi kelangkaan tenaga kerja serta penerapan GAP, penguatan industri pengolahan, serta diversifikasi produk berbasis kakao.
Komoditas Karet
Lina Fatayati, peneliti dari Pusat Penelitian Karet-PT RPN, memproyeksikan bahwa harga karet dalam jangka pendek hingga Desember 2025 diperkirakan mencapai USD 2,06 per kg, dengan potensi kenaikan hingga USD 3 per kg dalam lima tahun ke depan akibat defisit produksi. Untuk menghadapi peluang ini, ia menekankan pentingnya peningkatkan produktivitas dengan penggunaan klon unggul baru, optimalisasi pemupukan, serta penyesuaian sistem penyadapan. Selain itu, pengendalian penyakit seperti Pestalotiopsis dan KAS, serta pemanfaatan alat ukur kadar karet kering (K3) yang lebih akurat juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas.
Komoditas Teh
Kralawisita, peneliti dari Pusat Penelitian Teh dan Kina-PT RPN, memprediksi industri teh global akan tumbuh 5% per tahun berkat peningkatan konsumsi dan diversifikasi pasar. Namun, tantangan seperti oversupply global, rendahnya produktivitas, dan tingginya biaya produksi masih menjadi kendala dalam meningkatkan daya saing industri teh.
Melalui Commodity Outlook 2025, PTPN I dan PT RPN berkomitmen untuk terus mengembangkan strategi yang inovatif dan berbasis riset guna menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di industri perkebunan global. Sinergi antara penelitian dan praktik bisnis menjadi kunci dalam meningkatkan daya saing serta keberlanjutan komoditas perkebunan nasional.
—
Keterangan Lebih Lanjut:
Divisi Produksi Operation II
PT Riset Perkebunan Nusantara
Ponsel: 0811-1380-3523
Email: rpn@rpn.co.id
Discussion about this post